Pages

Sunday, November 2, 2014

[Review] The Chainsmokers - Kanye (featuring Siren)

I have never wished on hope,

didn't need a telescope
to see where I am going


Akhir-akhir ini Channel [V] Asia sedang sering memutar single terbaru The Chainsmokers yang judulnya Kanye. Lagu tersebut masuk ke dalam Top5 jadi wajar aja sering nongol di TV. Setelah sukses dengan single #SELFIE yang  sering dipake di video lawak di Vine, sekarang The Chainsmokers menawarkan sesuatu yang menurut saya berbeda dan inspiring. Melihat dari judulnya, kita mungkin ingat dengan seorang rapper Afro-Amerika, Kanye West. Dan memang benar, bahwa lagu ini kurang lebih menggambarkan tentang Kanye West, terlepas dari sosoknya yang kontroversial. Sebetulnya yang membuat saya suka dengan lagu ini adalah MVnya, meskipun liriknya juga bagus (cuma sayangnya saya memang tidak mengidolakan Kanye West). 


Komposisi
Dari segi lirik, memang lirik Kanye kurang lebih menggambarkan tentang sosok Kanye West yang optimistik. Sosok yang bisa melihat kemana arah tujuan dia dan yakin bahwa, terlepas dari kehidupan yang sulit, dia bisa sampai di puncak kesuksesan yang dia inginkan. Dan apapun achievement yang didapat, dia yakin bahwa dia bisa menjadi raja buat dirinya sendiri. 

Bicara tentang aransemen musik, Kanye adalah lagu bergenre EDM dengan tempo yang nggak ngebut, mungkin di kisaran Allegro kalau boleh menggunakan istilah tempo dalam musik. Yang saya suka dan menurut saya haunting dari lagu ini adalah piano riff dan vokal yang muncul di awal lagu. Dengan vokal di nada yang cukup tinggi (tapi warna suaranya masih tetap halus) dan piano riffs sederhana yang bermain pengulangan akord I - vi sampai sebelum chorus, saya merasakan dream-like effect, terutama kalau dikaitkan dengan scene yang ada di videonya. Bagusnya sih sambil mengikuti videonya supaya bisa lebih terbayang seperti apa. 


Overall sih yang saya baca dari beberapa komentar, ada yang bilang bahwa Kanye ini 'nanggung'. Mungkin nanggung sih karena menurut saya di chorus pertama ada unsur dubstep, sementara di bagian lagu yang lain unsur electrohouse-nya lebih kentara. Mungkin semacam dengar lagu Hello Kity punya Avril Lavigne dimana unsur dubstep muncul di bagian chorus sementara di bagian lainnya lebih kentara unsur gabungan antara rock dan electro. Tapi menurut saya sih, lagu ini sangat potensial buat haunting di pikiran, dan bagian yang haunting itu adalah bagian awal lagu, bagian piano riff dan vokal, bukan bagian chorus atau sebagainya. 

Seenggaknya buat saya sih begitu. Kadang sambil jalan, saya suka sambil nyanyi bagian awal lagunya. Dream-like dan.. kadang suka merasa merinding.


Plot video
Saya secara pribadi punya beberapa alasan untuk menyukai lagu. Pertama, karena aransemennya yang bagus. Kedua, karena pola akordnya (dan pola yang paling saya suka ada pola "Canon", seperti pola akord di karya Canon in D punya mbak Pachelbel). Ketiga, karena vokalisnya (apalagi kalau sudah suaranya bagus, orangnya cantik, itu sudah bonus banget). Keempat, karena music videonya. Kadang saya malah suka sama lagu karena kepincut oleh music videonya. Untuk Kanye, saya suka karena music videonya sebetulnya. Karena keseringan nonton, maka lagu itu pun semacam terus berputar-putar di benak saya, terutama di bagian awal lagu yang, seperti saya bilang sebelumnya, so haunting. MV untuk Kanye ini menceritakan tentang seorang chambermaid (atau cleaning service girl lah ya istilah yang lebih gampangnya) yang dalam satu malam merasakan kehidupan mewah dan pada akhirnya memutuskan untuk kembali ke kehidupan normalnya sebagai seorang chambermaid. Elizabeth Lancaster (2014) dalam artikelnya bahkan mengatakan bahwa MV dari Kanye ini totally a Cinderella story. Seorang chambermaid yang menjadi ratu pesta semalam, lalu keesokan paginya kembali menjadi seorang chambermaid.


Suatu malam di sebuah kamar hotel, seorang chambermaid sedang membersihkan bagian luar kamar mandi sementara ada dua orang perempuan dengan pakaian glamor (possibly tamu hotel) di kamar mandi tersebut sedang ngobrol. Saat kedua perempuan tersebut pergi, si chambermaid masuk ke kamar mandi dan mencoba-coba pakaian. Momen mencoba pakaian itu pada akhirnya menjadi momen metamorfosa dari seorang chambermaid menjadi seorang wanita glamor (atau mungkin sosialita?)







Si chambermaid-turned-socialite itu pun bertemu dengan beberapa orang di koridor hotel dan akhirnya pergi bersama mereka ke sebuah pesta dimana dia duduk di satu kursi--semacam singgasana--lalu dimahkotai.







Di scene dimana si chambermaid di mahkotai, kita lihat bahwa semua orang yang lain nampak inanimate sementara si chambermaid melihat ke sekelilingnya dengan takjub. Pencahayaan diberikan kepada si chambermaid sementara pencahayaan untuk karakter-karakter lain yang ada diredupkan, memfokuskan kita pada si chambermaid yang sekarang telah menjadi ratu pesta. Penonton diajak untuk merasakan apa yang chambermaid itu rasakan. It's like dreams come true and.. is this so real?




Si chambermaid dan teman-temannya akhirnya pergi ke sebuah house party dimana pestanya nggak kalah meriah dengan pesta yang ada di klub yang didatangi sebelumnya. Si chambermaid duduk bersama teman-temannya, mengobrol sambil minum sampanye. Sampai pada akhirnya seorang pelayan yang membawakan minuman terjatuh dan menumpahkan minuman yang dibawa ke lantai. Si chambermaid, yang kebetulan berada dekat di lokasi, refleks segera membantu si pelayan merapikan kekacauan. Si chambermaid melihat si pelayan dan disitulah momen dimana dia sadar bahwa.. well I was like her; I was a chambermaid. No. I am actually a chambermaid.













Mungkin bisa dikatakan bahwa momen pemberian mahkota kepada si pelayan merupakan momen dimana si chambermaid menyadari bahwa dia harus kembali ke realita--bekerja sebagai chambermaid. Atau.. it might sound like "Well it's over. Now your turn to be the queen". Setelah kejadian itu, si chambermaid meninggalkan pesta dan satu persatu melepaskan atribut 'ratu' yang ia kenakan, dari mulai syal bulu, sepatu, dan perhiasan yang ia kenakan. Si chambermaid berjalan semalaman dan pada akhirnya di datang ke satu tempat yang.. ya mungkin kalau kita nonton videonya kita bisa tebak tempat apa yang akhirnya ia kunjungi.







Si chambermaid pun pulang ke rumahnya.





Chambermaid tidak lagi menjadi ratu, seperti halnya Cinderella yang setelah lewat pukul dua belas malam pergi dari pesta dan kembali menjadi sosok pelayan. Ia kembali ke rumahnya, mencium si anak yang masih tertidur, melepas gaun pestanya dan kemudian tidur bersama suaminya. Di akhir video, kita akan melihat satu set pakaian kerja yang nampak baru saja di-laundry. Pakaian itu bisa kita lihat di awal video dikenakan oleh si chambermaid--pakaian seragam pelayan.


Sense of belonging
Pernahkah kita dapat kesempatan dimana apa yang kita mimpikan kemudian menjadi nyata, tapi nggak lama kemudian saat kita menikmati mimpi itu kita sadar bahwa.. well actually this is not my place atau I'm happy my life has changed but I think I want my old life back. Karakter chambermaid di video Kanye menggambarkan hal ini--hal yang buat saya secara personal pernah terjadi di hidup saya. Having a glamorous life and attending amazing parties, only to realize that I just wanted to go home and listened to music while reading magazines on my bed. Terkadang kehidupan yang dijalani saat ini bukanlah yang sesuai dengan kehidupan yang kita impikan, tapi kehidupan seperti ini bisa jadi adalah hal yang membuat kita merasa paling nyaman.

Menurut saya, si chambermaid sangat beruntung karena pernah mengalami dua kehidupan yang berbeda, realita dan mimpinya. Meskipun hanya untuk satu malam, si chambermaid, at least, pernah merasakan jadi ratu pesta dan berkumpul bersama orang-orang keren sambil minum sampanye. Sebetulnya bisa aja si chambermaid tinggal lebih lama di pesta (dan kasus ekstrimnya, tidak pernah kembali untuk bekerja sebagai chambermaid), tapi kadang nggak ada sense of belonging di tempat yang kita anggap sebagai tempat yang kita impikan. Nggak ada masalah dengan orang-orang yang ada dan segala sesuatunya nggak bermasalah dengan kita, hanya saja kita merasa bahwa.. ya, tempat kita bukan disini. Thank you people for the champagne and the music but I think I gotta go home now.

Mungkin si chambermaid tidak merasakan sense of belonging yang kuat. Mungkin. Sekali lagi, di video kita bisa lihat si chambermaid menikmati pestanya dan orang-orang yang ada pun bersikap ramah. Tidak ada masalah dan well semua orang tenggelam dalam euforia pesta. Tapi pada akhirnya si chambermaid meninggalkan pesta dan melepas semua atribut ratu yang dia kenakan saat pesta.

Seperti ada suara yang mengatakan bahwa lebih baik menjalani hidup seperti biasanya.


Konflik internal
Konflik yang dialami si chambermaid lebih ke arah konflik internal dimana dia sadar akan posisi dia yang sebenarnya dan harus memilih kehidupan mana yang ingin dia jalani dengan berbagai konsekuensinya. Dan si chambermaid lebih memilih untuk turun dari tahtanya sebagai ratu pesta lalu pulang ke rumah dan kembali ke kehidupannya sebagai seorang ibu dan chambermaid di salah satu hotel. Di video, kita akan lihat si chambermaid tinggal di rumah yang sederhana. Ya, bukan rumah mewah. Rumah sederhana. Tapi kita lihat bahwa si chambermaid saat pulang ke rumah datang ke kamar anaknya dan mencium si anak, lalu setelahnya berganti baju dan tidur di samping suaminya. And she seems just happy.

Mungkin saja dia berfikir bahwa, as long as I have family, my life is okay.

Jadi intinya, si chambermaid merasa bahwa kembali ke realita sebagai seorang chambermaid adalah keputusan yang terbaik. Dia memang nggak jadi ratu, tapi setidaknya dia sudah punya harta yang paling berharga... adalah keluarga ~ dan setidaknya dia juga pernah merasakan rasanya jadi ratu dan hidup di kehidupan yang mewah.


Be the king or the queen of yourself
Ada satu scene dimana si chambermaid membantu pelayan pesta merapikan gelas-gelas yang jatuh dan setelahnya si chambermaid memberikan mahkotanya dan memakaikannya ke si pelayan. Prosesi pemakaian mahkota itu saya anggap sebagai bukan hanya serah terima jabatan, tapi juga simbol penghargaan kepada pelayan (dan secara umum, berarti untuk seluruh pelayan di dunia atas bantuannya selama ini) dan simbol bahwa terlepas dari jabatan yang dimiliki, semua orang bisa menjadi raja atau ratu, setidaknya untuk dirinya sendiri. Seperti baris yang ada di lirik lagunya, I'll be the queen of me, semua orang bisa menjadi raja atau ratu bagi diri mereka sendiri.

Saya senang dengan penggambaran bagaimana pelayan dihargai di video Kanye. Seringkali kita lupa bahwa pelayan banyak berjasa dalam hidup kita. Bantu kita bawakan makanan, atau masak makanan, atau bersih-bersih. Kadang kita lupa bahwa mereka juga punya hak untuk menjadi raja atau ratu. Mungkin sesekali kita bisa kasih mereka kesempatan untuk jadi raja atau ratu.. mungkin pinjamkan mereka pakaian yang kita punya, atau gaun pesta? He he he..


Overall
Secara keseluruhan Kanye merupakan lagu yang buat saya sih inspiring. Akhir-akhir ini saya banyak lihat MV dari lagu-lagu yang plotnya nggak melulu tentang cinta. Sebut aja Superheroes milik The Script yang menyadarkan saya tentang cinta seorang ayah yang mungkin seringkali kita lupakan, atau kembali ke 2013, Popular Song milik Ariana Grande dan MIKA yang menceritakan tentang korban bully yang pada akhirnya sukses, meskipun di videonya titik balik itu ditandai oleh pembalasan dendam. Secara aransemen, Kanye berhasil bikin saya merasa dihantui oleh piano riffs dan vokal yang so dream-like. Secara lirik, Kanye mencoba mengajak pendengar untuk bisa optimis dalam menjalani hidup dan terlepas dari permasalahan atau rintangan dalam hidup, seseorang bisa mencapai puncak kesuksesan.

Bicara tentang MVnya, ini pasti kompleks karena ada beberapa poin yang saya dapat dari plot ceritanya. Pertama, MVnya mengingatkan saya (dan mungkin kita semua sebagai penonton) bahwa terkadang apa yang kita impikan bukanlah yang terbaik buat kita. Apa yang selama ini kita dambakan bisa saja baik, tapi belum tentu kita mau untuk selamanya berada di posisi yang didambakan tersebut. Kedua, keluarga itu penting karena tanpa keluarga, saya rasa sia-sia aja pencapaian yang didapat. Keluarga adalah tempat dimana kita bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang. Si chambermaid menunjukkan bahwa nggak perlu menjadi ratu pun dia sudah bisa menjadi 'ratu', bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Ketiga, ingatlah jasa orang-orang yang selama ini melayani kita. Tanpa mereka kita bisa kerimpungan, apalagi kalau makan di restoran. Kebayang deh kita yang harus menyajikan makanan pesanan kita dan bawakan ke meja kita.

Dan stanza pertama lagu itu pun kembali menghantui saya..
I have never wished on hope, 
didn't need a telescope
to see where I am going

Referensi
Lancaster, Elizabeth. (2014). The Chainsmokers' 'Kanye' Video Is A Total Cinderella Story. Retrieved on November 1 2014 from http://www.mtv.com/news/1915039/the-chainsmokers-kanye-video/

1 comment: