Pages

Monday, February 9, 2015

[Review] Indo Top40 (Raisa, Potret, Rafael Tan, Dygta, Yuka Tamada)

Udah lumayan lama saya nggak buat review musik. Kemarin-kemarin ini sibuk bikin short stories terus dan juga dibayang-bayangi proposal skripsi dan kesibukan program internship (doakan lancar ya!), jadi belum sempat bikin post yang membutuhkan konsentrasi lebih (padahal buat short stories juga harus konsentrasi). 

Kali ini saya mau kasih review untuk lima lagu Top40 Indonesia yang dirilis di awal 2015. Lagu-lagu ini bisa kita dengar di radio-radio dan beberapa masuk chart (ada juga yang baru masuk ke chart di beberapa stasuin radio). Genrenya sih masih berputar di kawasan easy listening sampai pop alternatif. Untuk sesi review ini saya punya lagu-lagu dari Raisa, Potret, Rafael Tan, Dygta, dan Yuka Tamada. 


Potret
Gimana Caranya 
2015



Mengawali tahun 2015 ini, teh Melly Goeslaw bersama band Potret mulai menginvasi lagi chart lagu Indonesia dengan tembang pop alternatif mereka, Gimana Caranya. Lagu berdurasi sekitar 4 menit ini menyuguhkan lirik dengan bahasa yang santai (terlihat dari pemilihan diksi 'gimana', instead of 'bagaimana') dan aransemen yang bisa dibilang sederhana, dengan iringan piano riffs yang mendominas di sepanjang lagu (meskipun kalau buat saya sih piano riffs yang dimainkan, karena ada di oktaf yang cukup rendah, kesannya jadi berat). Di interlude menjelang chorus terakhir ada progresi akord yang menurut saya menarik karena ada transisi ke akord minor, lalu kembali ke akord aslinya (pas pertama kali dengar saya langsung ingat progresi akord di beberapa piece klasik). 

Gimana Caranya menceritakan tentang seseorang yang mencari cara supaya bisa mendapatkan perhatian dan cinta dari orang yang dia sukai (mungkin bisa dibilang juga orang ini frustrasi dengan repetisi kata tanya 'gimana'). Selain frustrasi, lagu ini juga mengindikasikan possessiveness, tergambar dari baris terakhir chorus lagu "Gimana caranya sepenuhnya aku dapat jiwa dan ragamu hanya milikku saja"

Agak ngeri sih sebetulnya kalau sudah posesif begitu (jadi baper nih gue). 

Mungkin lagu ini pas banget ya kalau didengerin saat kita lagu frustrasi banget, udah mampet nih otak buat cari cara supaya orang yang kita sukai mau ngelirik kita dan membalas rasa sayang kita. Kalau didengerin malam-malam mungkin bisa jadi bahan galau sebelum tidur (LOL). 


Link untuk beli lagu: iTunes


Dygta
Cinta Aku Menyerah
2015


Mengusung genre pop alternatif, Dygta muncul dengan lagu Cinta Aku Menyerah di awal 2015 ini. Lagunya mejeng di chart beberapa stasiun radio dan memang pas didengar.. worth listening (and requesting). Secara aransemen, temponya bisa dibilang lambat (mungkin sekitar 80 BPM, more or less sih) dan iringan piano mendominasi. Bagian intronya dibuka dengan melodi piano dan melodi cello yang bisa jadi early warning buat yang belum siap dengan after-effect dari lagu ini (badai galau melanda dimana-mana ini sih kayanya). Di chorus pun kita masih bisa dengar melodi cello, terutama di chorus pertama dan kedua dan melodi cello itu jadi semacam point of interest di lagu ini yang, menurut saya sih, ngasih sentuhan manis dan melankolis (bahasa gue...)

Berbeda dengan Gimana Caranya, lagu ini bercerita tentang seseorang yang menyerah dengan hubungannya karena si kekasih sudah "terlalu dalam" melukai hati. Meskipun rasanya sakit, si orang ini sebetulnya nggak mau berpisah. Bisa dibilang mungkin lagu ini mendeskripsikan dilema seseorang yang disakiti. Ingin putus sih karena udah disakiti, tapi sebetulnya nggak mau pisah. Tapi kalaupun bertahan juga nggak bisa karena sudah terlanjur sakit. Jadi maunya gimana? Semoga pas dengar lagu ini nggak sambil bawa perasaan ya. 

Sambil nulis review sambil baper



Yuka Tamada
C.I.N.T.A
2015


Jebolan Indonesian Idol ini mewarnai chart lagu Indonesia di awal tahun 2015 ini dengan C.I.N.T.A, lagu yang sebelumnya kita tahu dibawakan oleh d'Bagindas. Dengan sentuhan yang berbeda, lagu C.I.N.T.A ini menawarkan atmosfer yang lebih ringan dan lebih santai. Dalam interview dengan Yuka di Pro2 96 FM Bandung beberapa hari yang lalu (Selasa, 3 Februari), Yuka bilang kalau lagu ini bisa dibilang masuk kategori easy listening, sementara kalau saya sendiri bisa bilang ini lebih ke arah pop dengan sentuhan slow bossanova. Aransemennya ringan banget dan dijamin bakalan ngasih listening experience yang berbeda dengan lagu aslinya yang dibawakan d'Bagindas. Dengan rhythm yang mendayu-dayu, warna suara Yuka yang manis dan petikan gitar yang romantis, lagu ini cocok banget buat didengerin saat lagi santai minum teh atau menemani perjalanan di mobil. 



Raisa
Jatuh Hati
2015


Jatuh Hati-nya Raisa cukup sering diputar di radio-radio dan mejeng juga di beberapa chart lagu Indonesia. Aransemen ringan, tempo yang santai, warna suara Raisa yang manis, dan petikan gitar yang lagi-lagi manis dan melankolis cukup menjadi alasan kenapa lagu ini bisa nongol di chart. Dengan nada dasar di C mayor dan, later, ada progresi ke D mayor, kita akan disuguhkan dengan petikan folk guitar yang santai dan bikin adem. Worth listening lah pokoknya! 

Liriknya sendiri menceritakan tentang seseorang yang bukan jatuh cinta pada kekasihnya, tapi jatuh hati, dan perasaan ini dia dapat karena si kekasihnya ini punya charm spesial yang bikin si seseorang itu terpikat, dari mulai tutur katanya sampai cara pandangnya terhadap dunia. Si orang ini bahkan bilang bahwa kekasihnya ini menginspirasi dia. Quite romantic, isn't it? 



Rafael Tan
Tiada Kata Berpisah
2015


Tiada Kata Berpisah awalnya dipopulerkan oleh Rio Febrian, dan sekarang dinyanyikan kembali oleh Rafael Tan, salah satu anggota boyband SM*SH, dengan aransemen yang berbeda. Petikan folk guitar yang mendominasi aransemen lagu mengingatkan saya dengan lagu-lagu seperti Ksatria Cinta milik Glenn Fredly atau I'm Nothing At All milik Thomas Cook. Di bagian chorus juga bisa kita dengarkan aransemen strings section. Lagu ini bakalan nongol di album kompilasi #Y2Koustic. Jadi nggak sabar ingin dengar lagu-lagu lain di album itu. Ya, ditunggu saja deh sampai rilisnya. 


No comments:

Post a Comment