Sudah lama nggak bikin review tempat ngopi dan ngadem. Maklum lah deadline terjemahan benar-benar mencekik. Belum lagi revisi skripsi dan PR dari les piano yang masih numpuk. Masih untung ini masih bisa ngemil.
Jadi sore ini saya dan koko saya pergi ke CUPS Coffee & Kitchen yang berlokasi di jalan Trunojoyo no. 25. Lokasinya menurut saya cukup strategis, terutama kalau kalian sedang atau hobi belanja karena di jalan Trunojoyo dan Sultan Agung ada banyak distro yang bisa dikunjungi. Tapi saran saya sih kalau mau belanja dulu, baru ngopi. Anggap saja singgah di oasis setelah berburu diskon. Awalnya saya memang nggak ada rencana khusus buat datang ke CUPS. Hari ini saya dan koko saya keliling Sultan Agung dan Trunojoyo, singgah dari satu distro ke distro lain, siapa tahu ada kaus atau jaket bagus dan kita bisa beli (angbao lebaran masih ada nih!). Setelah makan siang, mulut masih gatel nih karena ingin minum kopi dan walhasil, mendadak mencari tempat yang dekat untuk ngopi. Koko saya tiba-tiba mencetuskan CUPS karena sebelumnya kami pernah lewat saja, tapi penasaran dengan tempatnya. Maka akhirnya diputuskanlah kami ngopi di CUPS.
Lokasi dan desain interior bangunan
Terletak di jalan Trunojoyo nomor 25, CUPS Coffee & Kitchen cocok dijadikan rest area buat para shoppers yang kelelahan setelah mengunjungi distro-distro dan belanja. Lokasinya yang berada di distrik distro juga memudahkan saya yang, pada saat itu, harus balik ke Blackjack untuk beli jaket yang akhirnya saya putuskan mau beli. Saya dan koko datang sekitar pukul tiga sore dan cuaca saat itu berawan (which is a good weather to sip some coffee). Kami disambut dengan interior minimalis yang manis. Dinding ruangan utama berwarna abu-abu muda. Lantainya pakai parquet dengan warna coklat tua, cukup kontras dengan dinding. Beam warna hitam juga dibiarkan saja terekspos, menyokong atap dan lantai dua yang merupakan area minum terbuka.
Copyright © 2015 Klaus R Dewanto |
Untuk seating area, bisa dibilang ada empat area. Area yang pertama adalah area terdepan (paling dekat dengan pintu masuk). Ada split level, naik sedikit, kita sampai di area kedua--ruang utama yang bentuknya memanjang, dengan deretan jendela-jendela kaca di dinding atas sehingga ada banyak cahaya yang bisa masuk ke ruangan. Disini ada lebih banyak meja dan kursi. Selain itu ada juga tempat yang sedikit mojok, di sisi kiri ruangan utama. Yang terakhir, seating area juga ada di lantai dua. Kalau di sana, karena tempatnya di luar ruangan mungkin lebih cocok untuk suasana yang lebih berisik (semisal kalau bawa banyak teman buat ngobrol-ngobrol). Di ruangan utama dan area yang agak mojok, menurut saya sih cocok kalau kita ingin ngopi dengan suasana yang lebih kalem. Tapi kayaknya kalau lagi jam-jam ramai atau weekend sih buat nyari suasana yang lebih tenang agak susah karena banyaknya orang yang datang.
Yang bikin saya dan koko saya amazed adalah adanya tanaman-tanaman dan props yang berkaitan dengan berkebun. Sisi naturalis saya pun keluar deh saat saya lihat ada beberapa tanaman anggrek yang ditanam di dalam pot tempel di dinding. Ada juga semacam tanaman rambat yang ditanam di dinding kiri ruangan utama (kalau dari arah pintu masuk). Di setiap meja, diletakkan sebuah vas tanaman kecil. Selain itu juga ada tanaman-tanaman semacam sukulen dan kaktus yang ditanam dalam pot-pot kecil. Jadi gatel ingin nyiram tanaman. Yang jelas tanaman-tanaman tersebut menjadi pemanis ruangan utama CUPS Coffee & Kitchen.
Copyright © 2015 Klaus R Dewanto |
Copyright © 2015 Klaus R Dewanto |
Oh ya, saat saya keliling ruangan utama, saya menemukan sebuah pintu yang menghubungkan CUPS dengan Flower Shop yang lokasinya bersebelahan. Namanya juga Flower Shop, yang dijual pastinya bunga. Nah kita bisa pesan bouquet bunga, dari mulai mawar sampai bunga-bunga yang diimpor dari luar negeri. Di sana juga ada beragam pilihan vas yang bisa kita pilih. Selain itu, ada juga semacam display kecil yang memuat mainan dari clay yang menggemaskan! Yay! Habis ngopi, kita bisa beli bunga buat orang yang kita sayangi! Atau mungkin sambil ngopi, diam-diam kita menyelinap ke toko bunga itu, beli satu bouquet bunga terus kembali ke kafe dan kasih surprise buat orang yang kita sayangi. Bisa jadi surprise plan yang kece tuh!
Copyright © 2015 Klaus R Dewanto |
Kopi Magic
Karena judulnya ngopi, maka kami harus pesan kopi. Ralat: salah satu dari kami. Berhubung koko saya lebih suka kopi daripada saya, jadi koko saya yang pesan kopi. Sementara itu, seperti biasa saya pesan minuman yang berbahan dasar coklat. Karena kami sudah makan siang, kami pun memutuskan untuk beli light meal saja.
Koko saya pesan minuman kopi bertajuk Magic. Dari nama turun ke hati, koko saya langsung penasaran dengan minumannya setelah baca namanya. Saya sendiri pesan iced chocolate. Untuk light meal, kami pesan french fries yang disajikan dalam semacam ember berbahan logam yang bagian dalamnya dilapisi oleh semacam kertas. Gemes deh penampilannya.
Kiri ke kanan: Magic dan Iced Chocolate | Copyright © 2015 Klaus R Dewanto |
Untuk rasa sendiri, saya sempat cicipi Magic dan, bagi saya yang bukan penggila kopi, rasa kopinya sangat dominan (ya iyalah). Bittersweet, tapi jatuhnya lebih ke pahit sih (dan itulah kenapa si waiter memberikan gula tambahan). Tapi saat saya coba, ada semacam rasa coklat. Kalau saya bisa tebak, mungkin Magic itu semacam kopi moka. Harusnya koko saya sih yang kasih penjelasan tapi dia sudah keburu tidur jadi.. ya sudahlah.
Untuk iced chocolate sendiri sih menurut saya oke. Iced chocolate-nya bukan susu coklat (you know what I mean, kan?), dan rasa manisnya juga pas karena saya memang nggak begitu suka yang terlalu manis. Untuk french fries yang kami pesan, dari segi rasa sih lumayan lah ya karena si kentang dikasih seasoning yang bikin rasanya nggak flat atau sebatas asin karena garam aja. Sayangnya karena kami sudah makan siang, kami nggak sanggup buat mencicipi main course. Lha wong perutnya sudah penuh. Tapi semoga saja di lain kesempatan saya dan koko saya bisa kesana lagi dan mencicipi main course-nya (dan tentunya tulisan ini nanti di-update lagi).
Gimana dengan harganya? Nah, kalau soal harga sih saya dan koko saya sepakat, ada harga ada rupa, meskipun memang urusan rasa sih subjektif. Tapi setidaknya buat saya dan koko saya, rasa makanan dan minuman serta suasana yang ditawarkan cukup lah sebanding dengan harga makanan dan minuman. Magic sendiri harganya Rp 25.000,- per cangkir dan iced chocolate harganya Rp 27.000,- per gelas. Untuk french fries, per 'ember mini' itu harganya Rp 22.000,-. Harga makanan utama seingat saya sih berada di kisaran 30 ribu ke atas (lupa harga paling mahalnya berapa).
Overall commentary
Secara keseluruhan buat saya dan koko saya, CUPS Coffee & Kitchen merupakan semacam sanctuary saat kami mulai~lapar~mulai~lapar dan mulai haus setelah berburu ke distro sana sini. Lokasinya yang dekat dengan distro-distro (apalagi dari Screamous, Cosmic, dan Babybones) membuat CUPS Coffee & Kitchen ini strategis. Orang nggak perlu jalan jauh buat makan. Parkir motor atau mobil di depan Screamous, terus nyebrang jalan sedikit eh sampai deh di CUPS.
Desain interior tempatnya kece! Tanaman-tanaman yang ada menambah suasana adem pada desain interior bernuansa rustic. Belum lagi musiknya yang nggak bikin sakit kepala (saya sih berharapnya mereka mau muter mixtape Quiet Storm), ngopi di CUPS jadi lebih nyaman lagi. Waiter dan barista yang ada juga ramah-ramah (saya malah sempat dibantu dicarikan gunting untuk motong label baju). So, kalau ditanya apakah saya dan koko saya mau kesana lagi, jawaban kami adalah ya.
#teamlapar | Kiri ke kanan: saya, koko saya |
Nyam-marking
Ambiance: ★★★★★★★★★☆ (9/10)
Taste: ★★★★★★★☆☆☆ (7/10)
Price: $$$--
CUPS Coffee & Kitchen
Jl. Trunojoyo no. 25, Bandung
Opening hours: 10a.m - 10p.m (Minggu-Kamis), 10a.m - 11p.m (Jumat-Sabtu)
Twitter: @CUPSCoffeeShop
No comments:
Post a Comment