Pages

Sunday, March 27, 2016

[Review] Captain's Seafood

Setelah lama tidak update apa pun di sini, post pertama di bulan (atau mungkin tahun ya?) ini adalah ulasan mengenai salah satu restoran boga bahari yang ada di Bandung. Karena kemarin ini saya sibuk dengan urusan skripsi dan tetek bengeknya, baru sekarang deh saya bisa merasakan kebebasan yang selama ini diidam-idamkan. 

Rencananya, hari ini saya mau bertemu dengan teman-teman di kelas Korea. Karena satu dan dua hal, reuni dengan teman-teman itu batal. Saya--yang sudah kagok lapar dan ingin main--akhirnya menghubungi salah seorang teman, sahabat lapar semesta, Bangun dan tanya apakah dia ada waktu luang. Mungkin hari ini memang hari makan seafood semesta. Kami pun akhirnya memutuskan untuk bertemu dan makan siang di salah satu restoran boga bahari di jalan Riau. Captain's Seafood, begitu nama restorannya, adalah restoran boga bahari yang (jangan ditanya lagi) menyajikan pilihan makanan dari hasil laut seperti ikan, cumi, udang, kerang, kepiting, dan rajungan. Buat yang belum pernah datang, restoran ini berlokasi di jalan L.L. R.E. Martadinata (Riau) nomor 217. Restorannya ada di satu row dengan restoran-restoran lain seperti Suis Butcher. Kalau yang suka wisata kuliner, kayaknya perlu main ke daerah situ buat ngenyangin perut. 

Dekorasi yang menyambut tamu. Jadi ingat Jinny, Oh Jinny! | ©2016 Klaus R Dewanto

Ahoy!
Pertama, saya (dan Bangun) mau membicarakan tentang tempatnya sendiri. Captain's Seafood berlokasi di daerah yang strategis dan merupaka surga buat para wisatawan kuliner. Selain itu, jalan R.E. Martadinata atau Riau ini banyak dikunjungi wisatawan, terutama di akhir pekan atau hari libur. Makanya pada jam-jam atau hari-hari tertentu kemungkinan besar restoran-restoran di daerah ini penuh. Untungnya, pas saya datang sama Bangun (sekitar jam 1), restoran masih sepi. Mungkin ramenya di malam hari ya, karena di dalam restoran ada stage untuk penampil. Oh ya, kata yang punyanya (ibunya ramah banget asli!), setiap Jumat dan Sabtu malam ada penampilan band. Jadi, buat yang seneng makan sambil ditemani alunan live music, kayaknya sabi (bisa) lah main dan makan di sini. 

Ada stage untuk penampilan. Sabi lah makan sama pacar sambil denger live music di sini | ©2016 Klaus R Dewanto
Oh ya, kalau Bangun sih tertarik dengan konsep restoran. Mengusung nama Captain, kita disuguhi tema bajak laut di restoran ini. Tema tersebut bisa dilihat dari pemilihan cat tembok, paneling, dan beberapa dekorasi lain yang memperkuat nuansa bajak laut. 

©2016 Klaus R Dewanto

©2016 Klaus R Dewanto

©2016 Klaus R Dewanto
Selain tema, ada satu hal lagi yang saya dan Bangun perhatikan. Restoran ini family-friendly. Saya dan Bangun perhatikan setiap meja itu dilengkapi dengan enam buah kursi, jadi cocok buat makan dengan satu keluarga di satu meja yang sama. Belum lagi dekorasi ruangan bertema bajak laut yang mencolok, bisa menarik perhatian anak-anak. Sayangnya, kami nggak tahu pasti mengenai area merokok dan non-merokok. Hanya saja, di meja tidak disediakan asbak dan ada seating area di bagian depan yang konsepnya semi-outdoor, jadi tebakan saya dan Bangun sih area merokoknya ya disana. 


Udang Telur Asin yang Menggoda Selera
Setelah mengulas tempat, sekarang mari kita bicara tentang makanannya. Sayang sekali saat berkunjung kami nggak memesan menu berbahan dasar ikan. Review-nya jadi kurang representatif dong? Ya nggak juga sih, karena kita memesan menu berbahan dasar cumi, udang, dan kerang. Yeeey! 

Lagipula kami sedang nggak mau makan ikan. Mungkin bosan. Entahlah. 

Apa saja yang kami pesan? 

L-to-R: Cumi goreng tepung, udang telur asin, kerang batik saus Padang | ©2016 Klaus R Dewanto
Untuk makanan, kami pesan cumi goreng tepung, udang telur asin, dan kerang batik saus Padang. Oh ya, for your information aja, semua pesanan kami itu berlabel recommended, meskipun kata Bangun sih cumi goreng tepung bukan menu yang terlalu 'spesial' karena di restoran boga bahari lain pasti ada menu yang sama. Untuk cumi goreng tepung, satu hal yang buat saya pas adalah perpaduan tekstur makanan. Kita semua tahu kalau daging cumi itu chewy alias kenyal. Nah, jujur saja saya paling nggak suka saat daging yang chewy, kayak daging cumi atau kerang, dipadukan dengan coating yang chewy juga (kayak coating tempe mendoan). Di Captain's Seafood, daging cumi dibalut tepung panir, jadi ada perpaduan renyah di luar, kenyal di dalam. Buat saya, perpaduan itu bikin sensasinya seimbang. Untuk bumbu sih, saya sama Bangun setuju gurihnya udah pas, meskipun kami menyayangkan tidak adanya saus khusus untuk menemani si cumi (misalnya, mayonnaise atau saus cocolan lain khas Captain's Seafood). Setelah cumi goreng tepung, kita beralih ke udang telur asin. Nah, ini yang bikin si Bangun ketagihan karena, menurutnya, perpaduan udang goreng tepung dan saus telur asin itu surprising! Sayangnya, saya nggak begitu suka telur asin karena baunya (meskipun tadi saya coba juga dan suka kok). Selain itu, udang gorengnya beneran udang goreng (ya iyalah masa udang bohongan). Maksudnya, daging udangnya tebal dan coating-nya tipis, jadi nggak menipu. Di beberapa restoran kita kadang disuguhi makanan berbalut tepung yang, ternyata, dagingnya kecil tapi tepungnya besar. Kalau di Captain's Seafood, menurut Bangun daging udangnya tebal, jadi nggak 'menipu'. Setelah udang, kita beralih ke kerang. Nah, untuk menu kerang, saya dan Bangun agak kecewa. Yang disayangkan adalah sausnya. Dengan nama saus Padang, saya dan Bangun nggak begitu merasakan spices yang khas Padang. Rasa saus tomat dan saus cabai-lah yang justru lebih kentara. 

Selain makanan, Captain's Seafood juga menawarkan minuman. Yang saya pesan saat berkunjung adalah es cokelat santan. Sebagai penyuka cokelat, minuman itu wajib saya coba. Rasanya? Hmm.. buat saya sih seperti es lilin rasa cokelat dalam bentuk cair. Mungkin karena santannya terlalu banyak, jadi rasa cokelatnya kurang menonjol (tapi overall unik kok, dan bisa jadi alternatif buat es cokelat biasa yang ditambahin krimer atau susu). 

Hal menarik lainnya yang saya dan Bangun perhatikan dari makanan adalah ragam bahan dasar yang tersedia. Untuk ikan sendiri, ada beberapa jenis ikan yang tersedia, dari mulai gurame, kerapu, ayam-ayam, dan lain-lain. Pilihannya lumayan banyak, jadi bisa ngasih warna berbeda. Pilihan kerang pun beragam, dari mulai kerang hijau sampai kerang batik (seperti yang kami pesan). Asyik lah kalau misalnya kita mau coba jenis boga bahari yang lain dengan adanya pilihan-pilihan yang lebih beragam. Selain hal menarik, ada juga hal yang disayangkan. Ragam boga bahari yang ditawarkan ternyata berbeda dengan ragam jenis saus atau masakan yang ditawarkan. Untuk menu kerang, misalnya, kami hanya melihat dua menu kerang saus: kerang saus Padang dan kerang saus tiram (loh, kerang pake kerang?). Kalau lebih banyak variasi saus, menurut saya akan lebih menarik lagi. 


Harga?
Ya, tentu saja harga jadi faktor yang memengaruhi proses nyam-marking (bukan benchmarking). Pada awalnya, saya pikir harganya bakalan mahal. Saat masuk dan lihat menu, ternyata menu-menu porsi individu (kecuali kepiting dan rajungan) masih terjangkau, bahkan lebih terjangkau dibandingkan dengan harga menu di salah satu restoran boga bahari lain. Sebagai contoh aja, cumi goreng tepung yang kami pesan, satu prosinya dijual dengan harga Rp 29.000,- saja. Saya jadi ingat ada salah satu restoran boga bahari yang menjual menu cumi yang sama, dengan harga yang lebih mahal (bedanya bisa sampai 10 ribu). Harga menu minuman pun relatif murah. Es cokelat santan yang saya pesan saja satu gelasnya dijual dengan harga Rp 12.000,- saja. Terjangkau, 'kan? Sayangnya, untuk harga kepiting, tidak ada harga pasti karena harganya mengikuti harga pasar. Bagi kami, ini bisa memengaruhi keinginan pelanggan untuk memesan menu berbahan dasar kepiting (fluktuasi harga, guys?). Tapi pas saya tanya, untuk bulan Maret (kurang lebih), harga kepiting per ons-nya adalah Rp 35.000,-. Menu makanan berbahan kepiting dijual dengan harga minimal Rp 70.000,- karena porsi paling kecilnya saja sekitar 2 ons. 


Overall Nyam-marking
Secara keseluruhan, saya dan Bangun mendapatkan kesan yang baik. Pelayanannya cukup cepat dan ramah. Nuansa tempatnya nyaman (ada TV dan Wi-Fi gratis juga). Makanannya pun lezat dan harganya relatif terjangkau untuk kelas restoran boga bahari. Untuk tempat, kami memberi nilai 8 dari 10, dan itu termasuk lokasi restoran. Untuk makanan, secara keseluruhan dan berdasarkan menu yang kami pesan, kami memberi nilai 7,5 dari 10 (nanggung ya skornya?). Terakhir, dari segi harga, kami memberikan skor 3 dari 5 (menengah - terjangkau). Kalau kami ke sana lagi, kapan-kapan akan coba menu ikannya dan kemungkinan akan ada update penilaian. So far sih kami merasa puas makan di sana. Mau balik lagi? Yup. Berani rekomendasikan Captain's Seafood ke orang lain? Yup

Nyam-marking
Ambiance: ★★★★★★★★☆☆ (8/10)
Taste: ★★★★★★★✬☆☆ (7,5/10)
Price: $$$--


Informasi lebih lanjut
Captain's Seafood
Jl. L.L. R.E. Martadinata no. 217
Tel: (022) 227201077
Twitter: @captainsbdg

No comments:

Post a Comment