Pages

Monday, May 5, 2014

b.o.r.e.d.o.m

Mungkin inilah titik terjenuh (dan juga terpasrah) saya di semester ini. Semester enam ini saya awali dengan pengerjaan tugas-tugas yang dilakukan secepatnya supaya cepat beres, dan juga totalitas dalam pengerjaannya. Saya termasuk tipe orang yang cukup perfeksionis kalau bicara soal tugas, apalagi tugas kelompok. Kalau untuk tugas sendiri sih saya biasanya giving the best of me, jadi kalau semisal saya udah jenuh dengan tugasnya atau sudah sekuat tenaga berusaha tapi memang hasilnya dapatnya segitu ya sudah, saya sih terima aja. Tapi kalau bicara tentang tugas kelompok, saya cukup perfeksionis dan terbilang detil terhadap hal-hal kecil, semisal spelling  dan grammar, karena grammar  itu penting banget sodara-sodara 

*presence of Grammar Nazi: detected!*


Mungkin saya udah jenuh dengan tugas-tugas yang dikasih oleh para dosen, dan juga kegiatan sehari-hari yang itu-itu aja. Saya juga mulai jenuh dengan kehidupan sosial (bukan berarti jadi mutalk antisosial ya), karena semakin kesini kelihatan orang-orang pun nampaknya sudah sama-sama jenuh. Mungkin jenuh karena setiap hari kerjakan tugas kelompok dengan orang yang sama, atau mungkin pada akhirnya jenuh bergaul dengan teman-teman yang sama terus. Saya rasa Hyuuga-senpai  sedang mengalami kejenuhan semacam itu dan syukurlah dia masih bisa having fun  dengan teman-temannya yang lain. Probably people are bored of me? Probably it's boring to be with the same friends everyday? Probably it's boring to do the same things over and over again with the same peer group? 

Kenapa jadi gamang begini? 

Sudahlah, mungkin bagusnya berfikir positif tentang orang lain saja. Dan fokusnya pun saat ini bagusnya kepada apa yang saya rasakan saat ini. Jenuh! I swear I feel so bored that the boredom can kill me!  Kuliah saya memang jadwalnya cuman tiga hari, tapi kegiatannya mungkin yang begitu-begitu aja, dan hari-hari kosong yang dijalani begitu-begitu aja. Cek media sosial dan melihat berita-berita yang ujungnya begitu-begitu aja dari orang-orang yang begitu-begitu aja. Nonton TV tentunya harus sangat sangat selektif karena saya nggak mau harus wasting even two minutes for shitty TV programs. Sebetulnya saya bisa melarikan diri ke piano saat jenuh, tapi menghadapi not balok pun terkadang jenuh (kalau kamu belajar piano klasik dan sudah sampai grade  2, mungkin bisa merasakan kejenuhannya seperti apa ha ha ha. Ha. Ha. Garing ketawanya). Saat ketemu dengan teman-teman, aktivitas yang dilakukan ujungnya begitu lagi begitu lagi. Jalan-jalannya ke mal, main di arcade  sampai capek, buang-buang uang untuk kopi kemahalan yang harganya bisa dipake minum delapan gelas milkshake chocolate Oreo  di 5Mu atau dua kali Hazelnut Chocolate Iced Tea  ukuran large  di Chatime, denger cerita dan permasalahan yang sama yang diulang-ulang terus (bisa nggak kalau modenya no repeat aja, nggak usah repeat one?), makan di restoran yang gitu lagi gitu lagi (kecuali bonus hadiah mainannya huehehe. He. He. Garing ketawanya), terjebak macet di posisi yang kurang lebih sama di jam yang sama dengan hingar bingar yang sama, menghirup udara kota yang tercemar polusi, diklaksonin pada saat nyebrang di Zebra Cross sementara lampu lalulintas masih menunjukkan bahwa kendaraan masih nggak boleh lewat, dan... hal-hal yang sama yang terjadi berulang-ulang. 

Jenuh kah? 

Pasti jenuh. Rio Febrian pun saya yakin pasti jenuh kalau lagu "Jenuh"nya diputer 20 kali berulang-ulang di komputernya. Agnes Monica pun pasti jenuh kalau sepanjang videoklip "Coke Bottle", si screen di rekam dan digoyang-goyang kayak penderita epilepsi yang lagi kumat kejang-kejang. Jenuh. Jenuh. Apalagi yang harus saya bilang? Oh ya, sebelumnya saya bilang ini momen terpasrah saya di semester ini ya? Kenapa pasrah? Karena saat berhadapan dengan kejenuhan, saya cuman bisa diam aja dan pasrah. "Oh mungkin main piano sebentar atau cek Facebook  bisa hilangin jenuh", but I'm sorry dude Facebook will be boring someday. Saya sekarang ini sedang diet media sosial, dimana penggunaannya dikurangi dalam persentase yang cukup besar. Entah kenapa sekarang ini kok media sosial malah bikin emosi naik terus ya, mungkin karena baca berita yang itu-itu aja, atau.. 

Terkadang teknologi justru bawa bencana. 

Ya salah satunya ini. Sebagai digital native, saya rasa inilah masalah yang akan dihadapi. Kejenuhan. Belum lagi iming-iming yang suka pake komputer lebih dari berapa jam matinya lebih cepat. Bukan takut dengan mati cepat sebetulnya, tapi memang sih penggunaan elektronik dalam durasi yang panjang bisa membawa efek buruk (yang mungkin inilah nantinya yang menyebabkan mati lebih cepat)

*knock on the wood*

Dan omong-omong, saya masih akan tetap blogging  walaupun penggunaan media sosial yang lain dikurangi. Blog dan Instagram  (mungkin Path  juga), akan tetap bisa digunakan. LINE  dan Whatsapp  pun masih bisa digunakan, walaupun bakalan lebih jarang dicek. 

Jadi mungkin saya rasa inilah saatnya saya lepas dari atribut "pasrah", karena mau sampai kapan dikuasai dengan rasa jenuh. Saat kita melakukan sesuatu akan selalu ada konsekuensinya, dan saya rasa konsekuensi dari melepas jenuh selama satu semester ini adalah.. banyak skipping class, lebih banyak berinteraksi dengan alam, lebih banyak buku yang dibaca, menjauh dari ponsel, lebih banyak kopi yang dibuat, lebih banyak cemilan yang dibuat sendiri dan dimakan, lebih banyak berjalan kaki berkeliling kota, tidak main ke arcade, tidak ikut jiejie  saya ngopi di SB, menghindari downtown, merokok, nyanyi sendiri.. 

Mungkin. Ya semoga saja beberapa metodenya berhasil melepas penat saya. 

No comments:

Post a Comment