Dengan
terburu-buru Alia mengambil kunci mobil dari atas meja kerjaku. Ia kemudian
memanggil namaku dengan tegas dan pergi. Aku meringis kesal. Kumatikan
komputerku dan aku pergi mengejar Alia. Ia baru saja masuk ke mobil dan menutup
pintu dengan kasar. Aku menyusulnya, masuk ke mobil dan duduk di sebelahnya. Ia
tampak sangat kesal. Ia tak pernah merengut seperti ini. Tapi asal ia tahu
saja, aku pun sudah cukup kesal dengan semua keluhannya.
“Dira nggak boleh dengar kita berantem,” ujar Alia.
“Apa lagi
sih yang mau kamu keluhkan?” tanyaku...