Saya bukan tipe orang yang suka nonton film sebetulnya, tapi sekalinya in mood saya bisa seharian nonton film dan tidak bisa diganggu. Berhubung kemarin ini sedang stress karena banyak tugas saya memutuskan untuk nonton film sebagai bentuk pelarian dari rasa jenuh. Tahun 2014 ini banyak film-film yang menarik, dari mulai Annabelle (bukan Annabelle sebutannya Fitrop ya) sampai Gone Girl yang katanya diisukan nggak jadi dirilis (semoga aja itu isu belaka). Sebetulnya saya nungguin Fifty Shades of Grey, tapi berhubung rilisnya Februari 2015 dan karena adegan-adegan hot yang ada saya jadi pesimis kalau Ana dan mas Grey bakalan nongol di bioskop-bioskop Indonesia. Nah, sambil menunggu Gone Girl dan Fifty Shades of Grey, saya coba cari film apa yang kira-kira rame buat ditonton dan saya ingat bahwa si Minaj main film yang dirilis tahun 2014. Saya cari tahu dan sampailah saya pada laman Wiki buat film The Other Woman. Setelah lihat deretan pemainnya (terutama Cameron Diaz dan Kate Upton yang seksinya bikin greget pengen remas... spons cuci piring), langsung lah saya tonton filmnya.
The Other Woman (2014) adalah film romansa komedi yang dibintangi oleh Cameron Diaz, Leslie Mann, Kate Upton, dan Nikolaj Coster-Waldau. Film ini bercerita tentang tiga orang wanita yang tiga-tiganya dikibuli sama satu pria dan ketiga wanita itu berencana untuk membalas dendam ke si pria itu. Buat saya secara pribadi, film ini cukup mampu buat bikin saya ketawa cekikikan, terutama di beberapa scene yang menurut saya konyol. Dan satu hal yang bikin saya menganggap film ini unik adalah kemunculan Nicki Minaj yang penampilannya beurbah habis-habisan! Kalau selama ini kita lihat Minaj tampil (terutama di era rilisnya album Pink Friday: Roman Reloaded), kita masih bisa lihat Minaj dengan pakaian yang eksentrik dan warna-warni yang nyolok mata, termasuk aksesoris super heboh dan wig warna-warni yang mengingatkan saya sama Jenita Jenet. Di film The Other Woman, kita nggak akan melihat Minaj dengan tampilan seperti itu. Just like comparing Sam Puckett to Savannah Wescott, penampilan Minaj yang dulu dan yang di film itu serasa bumi dan langit.
Dengan penampilan yang baru, Nicki Minaj menurut saya berhasil bermetamorfosis menjadi sosok Lydia, sekretaris Carly (diperankan oleh Cameron Diaz), dengan karakter yang feminin dan berkelas dan, tentunya, stylish. Saya ingat kutipan yang dikatakan oleh Lydia kepada Carly, yang menurut saya sangat fascinating.
"Selfish people live longer"
Ada benarnya juga sih..
Sinopsis
Kembali ke topik utama tentang filmnya. Kalau menonton film ini, saya serasa nonton Charlie's Angels, hanya saja tanpa adegan action. Cameron Diaz memerankan sosok Carly, attorney cantik dan bergaya, yang sedang dalam hubungan romantis dengan seorang pria bernama Mark (diperankan oleh Nikolaj Coster-Waldau). Di dalam mobil, Mark tiba-tiba bilang bahwa dia harus ke Connecticut karena ada masalah di rumahnya dan Carly kesal karena nggak bisa bareng dengan Mark. Carly akhirnya ketemu ayahnya, Frank, dan cerita kalau dia kesal sama Mark. Ayahnya justru menyarankan Carly buat nyusul Mark ke rumahnya di Connecticut.
Dan pergilah mbak Carly ke Connecticut, ke rumahnya Mark..
Only to find out that actually Mark has already had a wife!
Kate (diperankan oleh Leslie Mann) kaget saat Carly datang dengan pakaian yang seksi bertema plumber (karena kata Mark, di rumahnya ada masalah yang berhubungan sama pipa-pipa air). Saat Carly sadar bahwa Mark sudah punya istri, dan istrinya adalah Kate, dia langsung kikuk dan salah tingkah, sampai jatuh dan menghancurkan guci besar di halaman rumah Kate. Pokoknya bisa dibilang sial banget si mbak Carly. Dia jatuh, jalan sempoyongan, hak sepatunya patah, dan mecahin guci punya orang lain.
Dan keesokan harinya Kate datang ke kantor Carly dan akhirnya terungkaplah bahwa si Mark itu berselingkuh. Kedua wanita korban si Mark akhirnya malah jadi sahabat dan keduanya memutuskan untuk mencari tahu lagi tentang Mark yang ternyata, selain selingkuh dengan Carly, juga punya selingkuhan baru, cewe umur 22 tahun bernama Amber (diperankan oleh Kate Upton). Saat Carly dan Kate lihat Amber buat pertama kalinya, mereka langsung heboh karena sirik nggak punya bodi sebagus Amber.
Di pantai ini juga, pada saat sebelum mereka coba buat ngomong sama Amber, terjadilah adegan konyol Kate dan Carly di pantai yang berantem kejar-kejaran sampai ujung-ujungnya jatuh saling tindih kayak anggota-anggota geng Nero lagi berantem.
Singkat cerita, Carly dan Kate bicara dengan Amber dan Amber setelah tahu bahwa Mark sudah punya suami merasa bersalah dan nggak enak hati sama Kate. Mereka bertiga akhirnya ngumpul di beach house punya kakaknya Kate, Phil (yang menurut Carly menarik dan hot). Disana, mereka memutuskan untuk membuat rencana balas dendam ke Mark. Dan rencana balas dendam itu beragam, dari mulai masukkin bubuk estrogen ke minuman Mark sampai dia muncul payudara (dan itu goblok banget karena Kate malah dengan gemesnya nyubitin dadanya Mark), masukkan cairan perontok bulu ke sampo Mark, bikin Mark mules sampai boker di celana, sampai nipu Mark buat melakukan hubungan seks threesome dengan seorang transgender.
Dan kalau film tamat seperti itu, pasti nggak rame banget dong. Maka muncul lagi satu masalah..
Kate rupanya mulai fall for him lagi!
Mark mulai menunjukkan sisi romantisnya lagi ke Kate yang bikin Kate, lagi-lagi walaupun diselingkuhi, fall for him. Kate bahkan sampai bertengkar dengan Carly dan bilang bahwa mungkin ada bagusnya memaafkan Mark, walaupun dia sudah selingkuh. Suatu hari, Mark minta Kate untuk tandatangani beberapa surat-surat yang sejak di awal film Kate bilang bahwa dia nggak paham dengan isi surat-surat itu. Mark lalu bilang bahwa dia mau ke Bahama dan Kate, yang kemudian muncul lagi rasa curiganya, memutuskan untuk diam-diam ikut ke Bahama untuk cari tahu tentang Mark. Dan saat Kate tiba di bandara di Bahama, dia disambut oleh Carly dan Kate yang akhirnya memutuskan untuk membantu mbak Kate buat menguntit si Mark.
Dan Charlie's Angels pun bersatu kembali!
Ketiga wanita itu pun kembali melanjutkan penyelidikan mereka dan, seperti yang bisa kita duga, mereka akhirnya tahu bahwa Mark punya juga selingkuhan di Bahama. Carly menyebut Mark sebagai orang yang take it international, karena perselingkuhannya sudah masuk ke level internasional. Dan dalam penyelidikan ini juga, diketahui bahwa selama ini Mark menjalankan satu perusahaan dengan bisnis gelap yang menipu banyak perusahaan, dan Mark menggunakan nama Kate sebagai pemilik perusahaan itu. Dengan kata lain, kalau bisnis gelapnya ketahuan, yang akan dipenjara justru Kate, bukan Mark. Setelah tahu busuknya Mark, Kate akhirnya pada suatu pagi jalan ke pantai. Dan di momen yang melankolis itu, Kate melepaskan cincin pernikahannya dengan Mark dan membuangnya ke laut, menyimbolkan akhir dari pernikahan Kate dan Mark.
Sekembalinya Mark dari Bahama, dia datang ke kantor Carly. Lydia, yang sudah tahu tentang Mark, menyuruh Mark buat nunggu Carly di ruang rapat. Saat Mark masuk ke ruang rapat..
Oops! Mark berhadapan dengan tiga wanita yang sudah dikibulinnya. Dengan bantuan Carly sebagai pengacara, Kate menggugat cerai Mark. Di momen itu pula, kebusukan Mark diketahui. Kate, sebagai pemegang perusahaan palsu yang Mark buat, memutuskan untuk mengembalikan semua uang yang dipakai sama Mark, dan itu membuat Mark bangkrut. Ya, pada akhirnya Mark jatuh bangkrut dan ketiga wanita itu sukses, terutama setelah Kate diundang untuk kerja bersama salah satu rekan kerja Mark yang merasa bangga dengan keputusan Kate untuk mengembalikan uang-uang yang Mark gelapkan.
Pada akhirnya, Kate sukses dengan bisnisnya. Carly menikah dengan kakak Kate. Sementara Amber.. Rupanya ada satu momen dimana Carly dan Amber bertemu dengan ayahnya Carly dan.. itulah awal mula Amber dan ayahnya Carly saling suka. Mereka memutuskan untuk menikah dan itu jelas-jelas bikin Carly rungsing. Masalahnya, bagaimana bisa dia manggil orang yang usianya jauh lebih muda daripada dia ibu? Tapi secara keseluruhan, The Other Woman berakhir dengan happy ending, meskipun pernikahan Amber dan ayah Carly bisa dikatakan awkward.
Kate
Karakter Kate jadi sosok yang cukup banyak saya kasih attention di film ini. Bukan karena sosoknya yang konyol, tapi karena Kate ini sebetulnya membawa satu isu yang ada kaitannya dengan kaum wanita.
Kalau saya perhatikan dari pakaiannya, Kate ini selalu berpakaian dengan gaya yang rumahan banget. Bukan rumahan sebetulnya, tapi lebih tepatnya, semacam paling tertutup. Ya, saya bisa bilang paling tertutup dan kurang 'berani' kalau dibandingkan dengan dua karakter wanita lainnya. Saat pergi ke pantai pun, bisa kita lihat Kate malah mengenakan pakaian yang tertutup, lengkap dengan topi yang biasa tante saya pakai kalau ke pasar. Entah memang cara pakaiannya mengikuti usianya atau apa, tapi yang jelas saya merasa bahwa dia memang mengenakan pakaian yang relatif tertutup, mungkin sebagai simbol bahwa dia sangat butuh defense. Entah karena Kate ini sosok yang rapuh, atau apa.. Tapi menurut saya sih rapuh.
Kate menggambarkan sosok wanita rumah tangga yang insecure. Saat dia tahu kalau Mark selingkuh, dia paniknya minta ampun sampai berkali-kali telpon Carly dan ketemu Carly buat cerita tentang permasalahan perselingkuhan Mark. Dibandingkan dengan Carly yang bisa mengambil langkah tegas untuk nggak lagi bertemu dan berkomunikasi dengan Mark, Kate seolah-olah bingung bagaimana harus menghadapi masalah perselingkuhan Mark. Kasarnya sih, sudah tahu diselingkuhi tapi masih belum bisa ambil keputusan. Berarti, selain insecure, Kate juga indecisive. Ketidaktegasan dan ketidakmampuan mengambil keputusan ini tiba pada puncaknya saat tiba-tiba Kate, setelah melakukan serangan balas dendam, memutuskan untuk mencoba memaafkan Mark dan kembali menjalani kehidupan sebagai istri dari Mark. Kate begitu tidak stabil dan mudah dipengaruhi. Dikasih suasana romantis sedikit pun, Kate bisa luluh.
Satu lagi yang saya perhatikan dari karakter Kate adalah... inteligensi. I'm not saying that Kate is an idiot, tapi saat saya nonton scene dimana Kate bilang bahwa dia nggak pernah ngerti apa isi dan maksud dari surat-surat yang disodorkan sama Mark untuk ditandatanganni Kate, saya jadi merasa miris. Ditambah lagi saat Kate bilang bahwa harusnya Kate ikutan brain camp, saya berfikir bahwa Kate sendiri sadar bahwa dia memang nggak paham tentang beberapa hal yang--if I were her--seharusnya diketahui dan dipahami. Ini miris karena Kate nggak menyadari--karena ketidakpahamannya--bahwa ada bahaya yang mengintai dia.
Subversi gender
Mungkin bahasan ini agak ke arah analisa sastra ya (mentang-mentang jurusan sastra), tapi memang The Other Woman ini menurut saya membawa isu yang kaitannya sangat erat dengan feminisme. Film ini menggambarkan subversi gender, dimana karakter Mark disubversi oleh Kate yang pada awalnya teropresi. Mark, yang awalnya digambarkan sebagai sosok yang menguasai tiga aspek yang kita kenal sebagai harta-tahta-wanita, di akhir film menjadi sosok yang kehilangan tiga aspek kekuasaan itu dan dikalahkan oleh tiga karakter wanita yang sebelumnya 'ditindih' oleh Mark.
Kate menjadi karakter focal yang bermain sebagai agen subversi. Mungkin secara fisik kita tidak melihat dia sebagai orang yang tertindas karena tidak nampak penindasan secara fisik terhadap Kate oleh Mark, tapi secara psikis Kate tertindas. Kita bisa lihat betapa Kate panik dan histeris saat dia sadar bahwa Mark selingkuh, dan dia bahkan nggak tahu apa yang harus dia lakukan (sementara itu Carly justru dengan lebih santai memutuskan untuk memutus hubungannya dengan Mark). Kate nampak nurut-nurut saja saat Mark minta dia untuk tandatangani beberapa surat, bahkan saat Mark mulai mencoba membuat suasana romantis, Kate justru luluh lagi meskipun dia tahu dia sudah dibohongi. Kate adalah sosok yang submisif, lebih banyak memberi dan pasrahan.
Meskipun karakternya submisif, ada satu titik dimana Kate pada akhirnya sadar bahwa dia tidak bisa diopresi terus-menerus. Kesadaran itu muncul saat suatu pagi Mark meminta Kate untuk menandatangai beberapa surat dan Kate sadar bahwa dia nggak bisa terus menerus menuruti apa yang Mark katakan. Akhirnya bersama Carly dan Amber, Kate tiba pada turning back point untuk mengsubversi opresi Mark. Dan subversi itu ditandai dengan jelas oleh keputusan Kate untuk melepas cincin pernikahannya ke laut, menandakan bahwa Mark sudah tidak bisa lagi mengopresi Kate karena Kate tidak lagi menjabat status sebagai istri dari Mark King.
Overall comment
Secara keseluruhan, The Other Woman adalah film yang menghibur. Kualitas akting Cameron Diaz memang nggak bisa diremehkan, begitupula pemain-pemain lainnya. Ditambah lagi, kehadiran Nicki Minaj sebagai Lydia dengan penampilan yang barunya membuat saya kagum pada sosok pelantun "Starships" dan "Va Va Voom" itu yang begitu total dalam memerankan sosok Lydia. Buat saya secara pribadi, di film ini konten romansanya memang ada tapi nggak begitu menonjol. Yang saya lihat justru banyak sekali komedi dalam film ini yang cukup bikin saya ketawa. Kalau untuk rating sih, saya kasih 4 out of 5.
Dan ingat!
"Selfish people live longer"
Kata Lydia..
0 comments:
Post a Comment