Tuesday, January 6, 2015

Family Farm

Setelah sekitar tiga bulan kemarin mengalami tekanan fisik dan mental yang cukup berat (baca: tugas dan proposal skripsi), akhirnya semester 7 berakhir dan saya bisa bernafas lega.. setidaknya untuk sejenak. Berakhirnya semester 7 tidak lantas menandai kebebasan saya karena setelah ini saya masih ada internship program selama kurang lebih satu semester (syukur-syukur kalau bisa lebih cepat sih). Tapi sebelum masuk semester 8, nampaknya saya punya waktu libur sekitar 3 minggu yang sampai sekarang masih bingung mau dipakai untuk apa saja. 

Lepasnya diri dari tugas bikin saya, somehow, merasa aneh. Rasanya seperti gigi yang ompong dan kita selama beberapa hari kedepan akan sering mainin lidah untuk menyentuh tempat dimana biasanya ada gigi yang akhirnya ompong itu; saya jadi bingung karena nggak ada tugas untuk dikerjakan. Sekarang saat nyalakan komputer saya nggak lagi buka software penyunting kata karena sudah nggak ada lagi tugas untuk diketik. Senang sih karena akhirnya bisa blogging lagi (dan ini ternyata post pertama di tahun 2015.. Yay!), dan juga bisa browsing yang lain-lain.. 

Browsing apa hayoh.. 

Saat saya buka Facebook, saya iseng-iseng buka section permainan dan akhirnya mencoba beberapa games di Facebook. Yay! Akhirnya saya main game di Facebook lagi! Sebetulnya sejak jaman SMA (karena saya salah satu pengguna pertama Facebook di kalangan teman-teman saya) saya sudah mulai main game yang ada di Facebook. Tapi karena faktor kesibukan, lama kelamaan saya jadi jarang main dan pada akhirnya tidak main sama sekali. Sekarang ini berhubung kesibukannya sudah mulai berkurang, saya jadi bisa kembali main game yang ada di Facebook

Dan saya pilih permainan bercocok tanam.. 


Game yang di atas namanya Family Farm. Permainan ini semacam Farmville (kalau yang sudah pernah main Farmville sepertinya tahu seperti apa game rules-nya). Saya juga coba main lagi Farmville tapi entah kenapa achievement yang dulu pernah saya raih seperti hilang, dan otomatis harus mulai lagi dari awal (kecewa). Akhirnya karena kekecewaan itu saya putuskan untuk fokus di Family Farm saja. Family Farm punya interface yang menurut saya lebih ringan dibandingkan Farmville jadi loading pun lebih cepat. Untuk grafis sendiri sih lebih mirip Farmville 2, lengkap dengan animasi-animasi seperti gerakan ayam atau putaran Dutch mill


Seperti permainan bercocok tanam lainnya, Family Farm punya banyak varian sayur-mayur dan buah-buahan untuk ditanam seperti tomat, mentimun, apel, ceri, anggur, dan lain-lain. Ada juga pilihan untuk bertanam gandum yang nantinya dikirim ke Dutch mill untuk diproses jadi tepung. Saya sendiri rencananya ingin mengubah peternakan Animikins (nama peternakan saya) menjadi perkebunan anggur. Karena ternyata, hasil jual dari wine (setelah anggur dimasukkan ke wine processor) itu tinggi. Biasalah.. biar tidak amsiong. Tidak hanya sayur-mayur dan buah-buahan biasa, sayur dan buah spesial pun ada. Memang ya namanya game kemungkinan untuk adanya unsur-unsur magis itu.. ya ada lah pokoknya. Ada bibit-bibit tanaman yang bisa menghasilkan produk yang nantinya bisa diubah menjadi batu safir oleh sapphire unicorn. Ada juga bibit labu Halloween yang kalau sudah jadi, keluarlah labu-labu Halloween lengkap dengan mata dan mulutnya dari tanah. 


Main bercocok tanam tanpa kehadiran hewan-hewan ternak rasanya kurang greget. Di Family Farm kita bisa pilih mau beternak hewan apa, dari mulai unggas seperti ayam sampai sapi pun ada. Sapi-sapi pun ada yang dijadikan untuk ternak susu dan ternak daging. Oh ya, hewan magis seperti unicorn juga ada, hanya saja saya sih tidak kepikiran untuk ternak unicorn. Kalaupun ada ternak putri duyung, saya mau kembalikan saja ke laut. Kebayang kalau nangis keluar mutiara.. 

Tapi jadi tajir sih kalau gitu. 

In-ta-na... 

Yang lucu adalah di Family Farm ada ternak lebah dimana lebah-lebah ini bisa menghasilkan madu setelah mereka membantu penyerbukan beberapa tanaman seperti bunga atau semanggi. 


Lebah-lebah yang keluar dari sarangnya itu berjumlah tiga ekor dan akan langsung mendatangi bunga atau tanaman yang mekar (semisal semanggi). Setelah membantu penyerbukan, tiga ekor lebah itu akan kembali ke sarangnya dan membuat madu (hasilnya langsung dalam bentuk botolan loh!). Satu botol madu dijual sekitar 5 koin dan tanaman-tanaman yang telah diserbuki biasanya akan ditandai pollinated. Berhubung sapi ternak susu itu makannya semanggi dan semanggi itu tanaman untuk diserbuki lebah, jadi saat kita panen semanggi dan punya ternak lebah, biarkan dulu lebah-lebahnya menyerbuki semanggi. Nanti beres mereka menyerbuki semanggi, barulah kita panen semangginya. Lumayan loh nanti bisa dapat susu dari si sapi dan madu dari lebahnya. 

So far sih permainan ini mengasyikkan dan tentu saja kita perlu kesabaran karena tanaman-tanaman yang ada biasanya perlu waktu untuk bisa panen, dari mulai 15 menit sampai berhari-hari. Permainan ini juga menawarkan kenangan masa lalu (ciye bahasanya) karena dulu semasa SMA saya senang sekali main permainan di Facebook, terutama yang berbau bercocok tanam dan pembangunan kota. Grafis yang bagus dan animasi yang menggemaskan bikin kita bisa tahan bercocok tanam. Walaupun nggak panen betulan, ya setidaknya kita merasakan bercocok tanam secara virtual dan menjadi pemilik peternakan (atau perkebunan) milik kita sendiri. 

0 comments:

Post a Comment