Saya, sebagai manusia biasa, nggak hanya mendengarkan cerita dan permasalahan orang lain. Saya nggak hanya datang untuk menenangkan dan menghibur orang lain yang sedang dalam masalah. Saya juga nggak hanya meluangkan waktu saya untuk orang-orang lain. Sebagai manusia biasa, saya juga punya masalah dan kehidupan saya sendiri yang harus saya selesaikan. Saya punya hal-hal yang harus saya lakukan untuk kebaikan saya sendiri.
Mungkin beberapa orang lupa bahwa setiap orang punya kehidupannya masing-masing.
Apa yang mereka harapkan? Mau berapa lama mereka selalu bergantung pada orang lain dan berharap bahwa orang lain akan selalu ada untuk mereka, meluangkan waktu untuk mereka, mendengarkan cerita-cerita mereka dan mau memberi saran atau sekedar menghibur mereka? Apa mereka nggak sadar bahwa dengan membiarkan ketergantungan mereka pada orang lain, mereka juga secara nggak langsung telah bersikap begitu posessif? Sejujurnya ini yang saya rasakan selama ini. Ada beberapa orang yang nampaknya terlalu memikirkan dirinya sendiri dan kebutuhan sosialnya, sampai lupa bahwa saya juga adalah individu yang bebas, yang punya kehidupan dan masalahnya sendiri. Beberapa orang nampaknya mengharapkan saya untuk selalu ada dan membantu mereka, selalu meluangkan waktu saya untuk mereka dan selalu melibatkan mereka bahkan dalam hal-hal yang menurut saya tidak mesti juga mereka ikut terlibat. Saat ada yang tidak sesuai dengan keinginan mereka dan saya nggak bisa berbuat apa-apa, mereka jadi marah dan kecewa, dan melampiaskan dalam bentuk apapun dan saya tahu itu. Saya terpaksa berada dalam posisi yang bersalah, meskipun saya sadar memangnya apa salah saya? Semisal, saat saya pergi dengan seorang teman lalu seseorang yang lain tiba-tiba menyindir saya dan bilang bahwa ketidakterlibatannya dia dalam acara saya bersama teman saya membuat dia sangat kecewa. Memangnya saya harus selalu melibatkan dia? Terus, saya harus gimana? Maunya dia apa?
Lantas kalau saya pergi dan nggak ajak dia, itu salah saya?
Bukannya saya juga punya acara sendiri, permasalahan sendiri dan hal-hal lain yang bisa saya lakukan dengan siapapun dan kapanpun yang saya inginkan? Kenapa harus marah saat saya tidak ajak? Kenapa harus marah saat saya nggak bisa mendengarkan masalah-masalah orang lain sementara saya sendiri sedang berkutat dengan masalah saya sendiri? Kenapa saya harus selalu berusaha keras membantu orang lain sementara saya sendiri perlu ditolong? Bukan tentang saya dan keegoisan saya, tapi ini tentang bagaimana saya mencoba menyeimbangkan kebutuhan saya dan bagaimana saya ingin mencoba membantu orang lain.
Saya punya masalah yang harus saya selesaikan dan jangan pernah menganggap bahwa masalah saya selalu ringan. Jangan pernah memaksa saya untuk selalu membantu dan mendengarkan masalah-masalah anda dan kalau anda rasa tidak akan pernah bisa menerima saran-saran saya, berhenti meminta saran dan menceritakan permasalahan saya pada anda kalau anda mengharapkan saya untuk memberi saran.
Saya punya perasaan dan saya harus menangani perasaan saya sendiri, jadi jangan pernah memaksa saya untuk selalu bisa tampil layaknya orang yang sedang bahagia di depan anda karena saya juga bisa merasa sedih dan marah. Jangan juga selalu menganggap bahwa saat saya sedang sedih atau marah, itu semua disebabkan oleh anda karena anda tidak tahu apa-apa.
Saya punya kerabat-kerabat dan sahabat-sahabat dan saya berhak untuk berbicara, berteman dan meluangkan waktu saya dengan mereka. Saya juga berhak untuk memutuskan dengan siapa saya ingin pergi, kemana saya ingin pergi dan kapan. Jangan paksa saya untuk selalu harus mengajak anda untuk ikut dalam acara saya dan berhenti memaksa saya untuk menemani anda kapanpun anda mau dan jangan langsung begitu saja marah saat saya tidak bisa meluangkan waktu dengan anda.
Saya secara pribadi tidak akan memaksa orang untuk berteman dengan saya. Dengan kata lain, saat ada yang ingin berteman dengan saya, ya saya terbuka untuk pertemanan (meskipun awalnya saya sedikit dingin karena nature saya yang seperti itu terhadap orang-orang baru). Saat ada yang tidak ingin berteman dengan saya, ya saya pun terima karena saya sendiri punya pilihan dengan siapa saya ingin berteman dan siapa saja yang tidak ingin saya anggap sebagai teman. Orang-orang bisa punya ekspektasi mereka terhadap saya, tapi saat saya tidak bisa memenuhi ekspektasi itu jangan langsung menilai saya buruk karena saya sendiri punya ekspektasi terhadap orang lain dan diri saya sendiri. Kalau masih menuntut bahwa saya harus memenuhi ekspektasi mereka, saya sangat terbuka untuk orang-orang meninggalkan saya daripada mereka harus terus dikecewakan oleh saya yang mereka anggap selalu gagal memenuhi ekspektasi mereka.
Mereka harusnya tahu bahwa saya juga punya ekspektasi tersendiri.
0 comments:
Post a Comment