Dua puluh (plus satu). Sudah sejauh ini ternyata saya berjalan dan saya nggak menyangka sudah banyak banget hal-hal yang saya lalui. Dari mulai hal-hal yang menyenangkan sampai hal-hal yang bikin hati nyesek, ternyata saya bisa melewati hal-hal seperti itu (level cleared!). Di malam ulang tahun seperti biasa saya duduk dan nunggu jam 12 malam. Untuk ulangtahun kali ini agak berbeda karena setelah lewat jam 12, saya nggak cek media sosial saya. Saya save kerjaan laporan pemagangan, matikan komputer, taruh ponsel saya di end table, charge iPad, naik ke atas tempat tidur dan.. tidur.
Dan sampai sekarang pun di tanggal 29 Mei, saya masih banyak berterima kasih untuk semuanya yang sudah datang, yang sudah memberi ucapan selamat, yang mendoakan segala yang terbaik buat saya. I love you guys!
Tapi di setiap hari ulangtahun saya selalu meluangkan waktu untuk merenung, mencoba lihat ke belakang dan mulai memikirkan resolusi untuk tahun yang baru. Banyak hal yang harus diubah dari saya dan banyak hal yang harus saya cari lagi untuk menutupi apa yang menurut saya masih kurang (semisal kemampuan wirausaha dan kemampuan interpersonal yang menurut saya masih ga bagus). Biasanya kalau udah masuk momen renungan ini, nggak kerasa kadang suka menangis. Entah menangis bahagia, menangis sedih, atau menangis marah, biasanya sih suka meneteskan air mata.
Menangis bahagia; mungkin karena saya terharu ketika sadar bahwa dalam perjalanan sejauh ini saya punya beberapa orang yang sayang dan peduli sama saya tanpa syarat. Saya punya sahabat-sahabat yang ada, nggak hanya di saat saya lagi senang tapi juga di saat saya lagi sedih. Saya punya keluarga yang, meskipun kadang sering bertengkar, tapi tetap peduli. Oh ya, saya juga terharu dan hampir nangis saat beberapa teman kasih kado karena saya nggak nyangka sama sekali akan dapat kado.
I wonder what is it.. |
dan hadiahnya ternyata..
Tadaa! |
Saya dikasih lampu meja yang menurut saya desainnya unik (dan saya suka warna hijaunya). Jadi lampu meja itu juga bisa jadi reminder dan jadi white board kecil untuk kita tulis catatan. Semoga dengan hadiah ini bikin produktivitas saya lebih baik lagi. Thanks a bunch, Agis, Arini, Naza, Intan, Fatin, Onne, dan Yana Andira :D
Dan ada juga white chocolate yang dikasih sama my announcer friend, Icha. Icha sih bilangnya berasa kasih hadiah pas hari Valentine. Tapi yang bikin saya terharu bukan karena soal apakah kayak hari Valentine atau bukan. Icha bilang Icha kasih coklat karena dia tahu saya suka coklat dan.. It's surprising for me that she knows I love chocolate a lot. Sebetulnya hadiahnya sederhana, tapi itu berharga karena dia kasih saya sesuatu yang sangat saya suka. Almost shed tears during the RM class yesterday actually he he he..
Kehadiran teman-teman saya di pesta kecil ulang tahun saya juga bikin saya terharu. Memang ada beberapa yang tidak bisa hadir karena ada keperluan tapi saya maklumi. Beberapa teman kasih ucapan lewat media sosial, dan ada yang kirim saya gambar juga. Bahkan om Bangun dan Yana sampai kirim kue virtual buat saya. Aaa! Seandainya saya bisa makan itu kue-kue yang dikasih..
by Teh Echi |
by Naza Mahyati |
Dan inilah kue-kue virtual yang dikirim om Bangun dan Yana. Dan keterlaluan nih Yana kirim kue coklat Oreo yang malah bikin ngebet ke toko kue *slurping*
kue dari Yana |
kue dari om Bangun |
Beberapa teman datang ke pesta kecil saya dan kita makan McFlurry karena memang tema pestanya adalah McFlurry Party. Saya sengaja pilih tema itu karena saya kebetulan fans berat McFlurry.
Sepulangnya dari McDonald's pun saya masih merayakan ulang tahun sama cici tersayang saya, main keliling-keliling PVJ, ngopi di Killiney, lalu berakhir makan sushi di Sushigroove. Pulangnya kaki saya agak encok karena jalan kaki seharian, but that's okay.
Oh ya, kalau tentang menangis sedih mungkin ada kaitannya dengan introspeksi diri. Saya biasanya melihat setahun ke belakang saya itu bagaimana orangnya. Saya tahu pasti banyak hal-hal dari saya yang harus diubah. Dari mulai time management, kebiasaan jelek, sampai cara bersikap. Kadang-kadang saya sering bersikap dingin dan sinis sama orang, mungkin karena memang pada dasarnya saya ini tertutup dan terkadang memang nggak mau begitu saja dekat dengan orang lain. Banyak hal deh yang harus diubah dan saya sering sedih kalau ingat bahwa saya seperti itu. Biasanya setelah nangis, saya jadikan itu sebagai resolusi, bahwa tahun ini harus bisa jadi figur yang lebih baik dan lebih dewasa.
Sejujurnya ada banyak hal yang ingin diceritakan di post ini tapi konyolnya saya nggak tahu harus bilang apa. Yang jelas sih momen ulangtahun adalah momen dimana kita bermetamorfosis jadi sosok yang baru, yang harusnya sih lebih baik. Dan semoga saja momen ini saya bisa menjadi sosok yang lebih baik.
Oh ya, tapi yang jelas saya jadi belajar banyak tahun ini. Saya belajar buat jadi sosok yang lebih ramah sama orang lain. Walaupun misalnya nggak begitu dekat, setidaknya senyum sama orang lain karena saya sadar selama ini saya seringkali bersikap dingin dan sinis sama orang lain dan itu pasti bikin orang lain merasa nggak nyaman. Saya belajar untuk lebih realistis dalam berteman. Kata bang Opan, selama ini saya terlalu baik sama beberapa orang dan juga terlalu menaruh kepercayaan sama mereka, jadi sekalinya ada sesuatu saya langsung kecewa habis-habisan sama mereka. Teh Mesha juga menambahkan untuk nggak selalu percaya sepenuhnya sama orang karena setiap orang punya kesempatan untuk melukai satu sama lain. Teh Mesha bahkan bilang kalau ia memang sudah mandiri karena memang tidak sepenuhnya percaya sama orang lain dan itu yang harus saya contoh. Caption foto yang diunggah Agis di Path pun bikin saya sadar bahwa, memang sih tugas saya sebagai jarkomer itu simpel, tapi tugas simpel itu bisa membantu orang banyak dan bikin sebuah perubahan. Icha juga bikin saya sadar bahwa terkadang ada orang yang kesehariannya kelihatan cuek padahal sebetulnya peduli dan paham kita itu seperti apa, seperti halnya Icha yang paham kalau Klaus itu suka banget sama coklat.
Oh ya, tapi yang jelas saya jadi belajar banyak tahun ini. Saya belajar buat jadi sosok yang lebih ramah sama orang lain. Walaupun misalnya nggak begitu dekat, setidaknya senyum sama orang lain karena saya sadar selama ini saya seringkali bersikap dingin dan sinis sama orang lain dan itu pasti bikin orang lain merasa nggak nyaman. Saya belajar untuk lebih realistis dalam berteman. Kata bang Opan, selama ini saya terlalu baik sama beberapa orang dan juga terlalu menaruh kepercayaan sama mereka, jadi sekalinya ada sesuatu saya langsung kecewa habis-habisan sama mereka. Teh Mesha juga menambahkan untuk nggak selalu percaya sepenuhnya sama orang karena setiap orang punya kesempatan untuk melukai satu sama lain. Teh Mesha bahkan bilang kalau ia memang sudah mandiri karena memang tidak sepenuhnya percaya sama orang lain dan itu yang harus saya contoh. Caption foto yang diunggah Agis di Path pun bikin saya sadar bahwa, memang sih tugas saya sebagai jarkomer itu simpel, tapi tugas simpel itu bisa membantu orang banyak dan bikin sebuah perubahan. Icha juga bikin saya sadar bahwa terkadang ada orang yang kesehariannya kelihatan cuek padahal sebetulnya peduli dan paham kita itu seperti apa, seperti halnya Icha yang paham kalau Klaus itu suka banget sama coklat.
Thanks, guys :)
0 comments:
Post a Comment