Kalau biasanya saya buat review untuk film atau musik, kali ini review yang saya buat adalah untuk tempat. Ngumpul dan ngopi sudah jadi semacam budaya di Indonesia, baik itu di kota besar maupun di kota kecil. Di kota-kota besar kita bisa dengan mudah menemukan kedai-kedai kopi yang bukan lagi jadi tempat untuk menikmati kopi, tapi juga jadi tempat untuk kumpul bareng sahabat dan keluarga dan bahkan tempat untuk diskusi. Kalau di kota-kota kecil sendiri, yang saya alami, biasanya orang-orang (umumnya bapak-bapak) suka pada ngumpul di warung kopi, menikmati segelas kopi hitam sambil ngobrol dan ngerokok.
Di Bandung sendiri ada banyak kedai-kedai yang bisa menjadi pilihan untuk tempat nongkrong sambil ngopi dan ngobrol santai. Saya bisa dikatakan orang yang suka nongkrong dan ngopi, meskipun pada kenyataannya saya lebih suka pesan minuman coklat atau teh dibandingkan kopi. Untuk saya secara pribadi, dalam memilih tempat tongkrongan favorit, saya melihat dari tiga aspek: produk (rasa, kualitas, keunikan), tempat (kenyamanan dan kebersihan), dan harga. Memilih tempat ngopi itu bisa dibilang tricky, karena kadang-kadang salah satu atau bahkan semua aspek yang disebutkan di atas gagal lolos tes. Nampaknya agak ribet karena saya harus sebisa mungkin mendapatkan tempat dengan tiga aspek yang berhasil di-checked, tapi kalau nggak begitu ya bisa mempengaruhi kekhidmatan ngopi dan kenyamanan saat bersantai maupun berkumpul bersama sahabat dan keluarga.
Seminggu terakhir ini saya sudah mengunjungi (dan mengunjungi lagi) tiga kedai kopi di Bandung yang menurut saya cukup recommended. Ketiga kedai kopi itu adalah Wiki Koffie, Society, dan Braga Huis.
Wiki Koffie
Jl. Braga no. 90, Bandung
photo credit: photobysondhiar |
Dengan lokasi yang strategis dan berada di hook, Wiki Koffie bakalan mudah untuk dikenali. Masih mempertahankan eksterior bangunan zaman kolonial Belanda dulu, Wiki Koffie tampil cantik dengan full-length window di tembok sisi luar yang menampilkan suasana di luar untuk pengunjung yang duduk di dalam (dan saya suka kedai kopi seperti itu, dimana saya bisa duduk di dekat jendela dan melihat suasana kota di luar).
photo credit: personal collection (IG: adverbklaus) |
photo credit: Andry S. |
Dari namanya aja kita bisa lihat bahwa Wiki Koffie pasti spesialisasinya di kopi. Disini pengunjung ditawarkan oleh beragam menu kopi yang menurut saya cukup eksotis (waktu pertama kesana sama jiejie saya, dia pesan kopi Hawaii yang namanya saya lupa lagi apa dan waktu saya coba memang unik rasanya). Saya sebut eksotis karena beberapa menu kopi punya taste yang unik (saya bukan ahli kopi sebetulnya, but at least I can tell when something tastes so unique). Nggak hanya kopi, Wiki juga menyediakan menu makanan, seperti wafel atau french fries & sausage. Ada juga pilihan menu light meal lainnya buat yang ingin mengisi perut tapi nggak mau makanan berat.
Kunjungan pertama saya bisa dikatakan dikejar waktu (karena sudah disuruh pulang oleh wo mama), tapi dengan durasi kunjungan yang nggak lama itu saya merasa cukup nyaman untuk ngopi disana. Menempati lot yang luasnya terbatas, pengunjung Wiki Koffie akan dimanjakan dengan suasana hangat. Pilihan furnitur dan beberapa item yang ada disana menambah sentuhan retro buat interior kedai kopi tersebut. Ditambah lagi pencahayaan yang remang-remang hangat (istilah gue..) bikin pengunjung merasa nyaman, meskipun kondisi di luar memang ramai. Meskipun menempati lot yang kecil, Wiki Koffie punya banyak pengunjung (terutama remaja) yang karena banyaknya pengunjung yang datang, bikin tempat itu jadi cukup crowded. Terakhir kali saya kesana, Wiki Koffie mengekspansi areanya sehingga bisa menerima lebih banyak pengunjung. Meskipun begitu, Wiki Koffie seringkali crowded karena saking banyaknya pengunjung yang ada (terutama malam weekend).
Kalau bicara soal harga, pada awalnya saya juga nebak-nebak budget yang harus saya siapkan buat ngopi di tempat ini. Dan ternyata, kita nggak perlu ngerogoh kocek terlalu dalam untuk ngopi disini. Harga makanan dan minuman disini cukup terjangkau. Waktu saya kesana, dengan duit dua puluh ribu saya sudah bisa pesan satu menu kopi yang eksotis. Kalau mau sama makanan, menurut saya sih bawa lima puluh ribu sudah cukup, dan masih dapat kembalian dengan jumlah yang lumayan kok.
Terlepas dari tempat yang seringkali crowded oleh banyaknya pengunjung, Wiki Koffie menawarkan beragam menu kopi buat para penggemar kopi dengan harga yang terjangkau. Interior bangunan yang nyaman dengan sentuhan retro bakalan bikin ritual ngopi jadi lebih menyenangkan.
SOCIETY Coffeehouse & Bar
Jl. Trunojoyo no. 8, Bandung
photo credit: personal collection |
Meskipun baru berdiri di tahun 2014, Society nggak kalah saing dengan kedai-kedai kopi lainnya di kota Bandung. Berlokasi di jalan Trunojoyo, Society menempati lot yang strategis dimana jalan Trunojoyo sudah terkenal sebagai distrik fesyen dengan deretan distro-distro di sepanjang jalannya, jadi memungkinkan untuk jadi tempat beristirahat sejenak bagi para penggila belanja pakaian. Nggak hanya itu, Society juga letaknya tepat berseberangan dengan kompleks sekolah St. Aloysius, yang juga letaknya dekat dengan pusat perbelanjaan Riau Junction.
photo credit: personal collection |
Society, yang bersebelahan tepat dengan Mischief store, menawarkan pilihan menu kopi sebagai menu andalannya. Dari mulai capuccino sampai affogato ada di daftar menu. Turut hadir pula menu turunan dari kopi seperti pilihan frappe dan menu-menu kopi dengan tambahan liquor seperti Kahlua. Untuk yang nggak suka kopi, ada juga pilihan minuman teh dan coklat. Nggak hanya minuman, disini juga ada menu light meal yang lumayan bisa mengganjal perut kalau lagi lapar.
Untuk tempat sendiri, Society hadir dengan interior bernuansa rustic. Pengunjung akan disambut oleh ekspos bata bercat putih yang mendominasi ruangan dan lantai parket. Sebagai dekorasi ada beberapa wall art seperti tulisan "Smells Like Teen Spirit" yang mengingatkan kita sama band Nirvana, dan beberapa poster yang digantung di dinding yang menambah kesan retro. Untuk seating area sendiri karena memang tempatnya terbatas jadi untuk seating area dalam ruangan bisa dibilang harus cepat-cepat kalau mau dapat tempat. Meskipun begitu ada ekspansi seating area ke bagian depan kedai, dan ada beberapa meja untuk outdoor seating area. Pembatas antara Society dengan Mischief adalah full-length glass wall yang memungkinkan pengunjung Mischief yang lagi belanja ngintip ke area kedai kopi, maupun sebaliknya.
Kalau untuk harga sendiri, Society masih bisa dibilang terjangkau. Kalau buat saya secara pribadi sih harga standar kafe lah, dengan range dari belasan ribu sampai puluhan ribu. Overall, dari aspek produk, tempat, dan harga, Society masih masuk list rekomendasi saya untuk tempat nongkrong. Ditambah lagi lokasinya yang berada di distrik belanja fesyen, Society jadi semacam oasis buat para shoppers yang ingin rehat sejenak sambil menikmati secangkir kopi setelah lelah belanja.
Braga Huis
Jl. Braga no. 47, Bandung
photo credit: Yudi S. |
Kalau bicara tentang wisata di kota Bandung, saya rasa jalan Braga sudah nggak asing lagi di telinga kita sebagai salah satu ikon kota Bandung. Jalan yang sudah ada sejak jaman kolonial Belanda ini nggak hanya terkenal karena sejarahnya sebagai pusat hiburan untuk masyarakat jaman kolonial dulu, tapi juga beberapa tempat di jalan Braga yang menawarkan petualangan gastronomi bagi pengunjungnya.
Salah satu tempat di jalan Braga yang munculnya sih bisa dibilang lumayan baru tapi menawarkan atmosfer yang berbeda adalah Braga Huis. Dengan eksterior yang cukup mencolok (waktu Braga Huis belum buka, jendela-jendela dan pintunya biasa dijadikan spot untuk foto-foto), Braga Huis bakalan gampang untuk ditemukan. Letaknya yang juga berada di tengah jalan Braga (bukan ditengah jalan ya, maksudnya di pusat) menjadikan lokasinya cukup strategis karena kemungkinan dilewati banyak orang. Dengan fasad bata ekspos warna putih, dan jendela dan pintu kayu warna coklat tua, Braga Huis nampak cantik dan menarik pengunjung. Awning yang ada di atas jendela dan pintu menambah kesan klasik, dan sentuhan Prancis untuk eksteriornya.
photo credit: personal collection |
Seperti Society, interior Braga Huis menawarkan kesan rustic, dengan bata ekspos bercat putih dan paneling warna coklat gula yang mendominasi interior ruangan inti. Pencahayaan dengan warna putih keemasan menambah kesan hangat sekaligus mewah. Ada beberapa poster yang ditempel di dinding yang memperkuat kesan klasik dan 'jadul'.
photo credit: Rasya U. |
photo credit: Kiki W. |
Kalau tentang menu sendiri sih, menurut saya sih standar menu kafe. Pilihan menu minuman dari kopi, teh, coklat, sampai minuman beralkohol pun ada. Disini juga ada pilihan makanan, dari mulai light meal, main course, sampai dessert. Kalau untuk harga, lagi-lagi saya harus bilang harganya standar kafe, dimana harganya bermain di kisaran belasan ribu sampai puluhan ribu (terutama untuk makanan). Kalau bicara pelayanan, waktu saya kesana sih tidak ada sesuatu yang spesial, kecuali saat saya dan sepupu saya minta seating di sofa-sofa yang ternyata nggak boleh ditempati kalau pengunjungnya hanya satu atau dua orang. Kami terpaksa duduk di kursi kayu, sementara di saat yang sama saya lihat ada pengunjung yang datang hanya sendirian duduk di sofa. Kalau harapan saya sih ke depannya pelayanannya harus lebih ditingkatkan lagi karena Braga Huis dari aspek tempat dan makanan sudah mumpuni. Meskipun ada nilai minus di aspek pelayanan, saya masih memasukkan Braga Huis ke list rekomendasi saya.
Overall commentary
Secara keseluruhan sih untuk saya ketiga tempat di atas bisa dikatakan memuaskan, ditinjau dari tiga aspek yang saya usung, yaitu produk, tempat, dan harga. Meskipun beberapa tempat nampaknya punya masalah dari segi ukuran lot yang terbatas, atau crowd yang mengurangi kenyamanan, atau pelayanan yang kurang memuaskan, ketiga tempat tersebut tetap menawarkan keunikan tersendiri buat pengunjungnya, baik dari segi produk maupun tempat. Untuk tempat, sebut saja Braga Huis dan Society menawarkan atmosfer rustic yang nyaman dan hangat untuk pengunjungnya, sementara Wiki Koffie menawarkan ragam minuman kopi dengan harga yang terjangkau, yang sudah pasti menggiurkan bagi para pecinta kopi.
Dari segi harga, ketiganya hadir dengan range harga yang berbeda. Harap diingat bahwa semua penilaian yang ada di review ini sifatnya subjektif. Dengan kata lain, apa yang menurut saya affordable belum tentu begitu buat orang lain, dan juga sebaliknya. Terlepas dari itu, semoga review ini bisa memberikan gambaran tentang tiga tempat yang saya rekomendasikan di atas.
Let's sip some coffee!
0 comments:
Post a Comment